Foto : Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Purwakarta, Asep Sundu Mulyana M.Pd
INDOJABAR.COM || PURWAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) ke-79, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Purwakarta, Asep Sundu Mulyana M.Pd, menyampaikan pandangannya terkait tantangan dan harapan dunia pendidikan. Hal ini diungkapkannya dalam pernyataan resmi di ruang kerjanya pada Selasa (26/11).
“Saya mengucapkan selamat Hari Guru Nasional ke-79 kepada seluruh guru yang telah berjuang mendidik generasi penerus bangsa. Namun, di balik kebahagiaan ini, kita juga perlu merenungkan sejumlah persoalan serius yang masih membayangi dunia pendidikan kita,” Ucapnya
Pada kesempatan ini, Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi pendidikan kita. Hingga saat ini, sekolah dan satuan pendidikan masih belum sepenuhnya merdeka. Masih terdapat intimidasi, pemerasan, dan berbagai gangguan yang menghambat kinerja dunia pendidikan. Jika kita benar-benar ingin mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, masalah ini harus diselesaikan.
Ia menyebut sering menghadapi tamu-tamu atau oknum yang menganggap sekolah sebagai “gudang uang”. Sekolah bukanlah tempat untuk dimintai pertanggungjawaban keuangan yang tidak semestinya. Untuk itu, ke depan, dengan adanya pemerintahan baru, pemimpin baru, sudah saatnya seluruh pihak , baik masyarakat, pemimpin, para guru, serta kepala sekolah dapat mengubah cara berpikir dan bergerak maju.
Menurut Asep Sundu, Dunia pendidikan atau sekolah harus terbebas dari gangguan finansial. Salah satu solusi utama adalah agar negara langsung memenuhi kebutuhan sekolah dalam bentuk barang atau fasilitas, bukan uang tunai. Jika sekolah membutuhkan buku, whiteboard, komputer, atau fasilitas lainnya, langsung sediakan barang dengan kualitas dan spesifikasi yang diminta dan jangan di berikan uangnya.
“Dengan demikian sekolah tidak lagi menjadi sasaran pemerasan atau intimidasi terkait keuangan oleh oknum siapapun dan Kepala sekolah serta guru dapat fokus sepenuhnya pada peningkatan kualitas pendidikan, tanpa terganggu urusan administratif atau audit keuangan yang berlebihan.”Ungkapnya
Ia menambahkan, Berdasarkan studi banding saya dengan negara maju seperti Jepang, mereka berhasil memenuhi kebutuhan sekolah secara langsung tanpa melalui mekanisme pengelolaan keuangan di sekolah. Sekolah diberikan barang yang sesuai dengan kebutuhan dan kualitasnya. Hal ini dapat menjadi langkah awal untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada.” Jelasnya
Tak hanya itu, Ia juga ikut turut prihatin karena masih ada banyak guru yang diintimidasi, dipidanakan, atau mengalami perlakuan tidak adil. Masalah ini harus segera diatasi dengan pendekatan restorasi keadilan, kecuali untuk kasus pidana berat. Mari kita lindungi guru, kepala sekolah, dan seluruh elemen pendidikan.
Dirinya berpesan, bahagiakan guru, bebaskan sekolah dari tekanan finansial, dan fokuslah pada masa depan anak-anak kita. Semoga dengan komitmen bersama, pendidikan kita semakin maju dan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.
“Jika sekolah terbebas dari pengelolaan uang, maka berbagai gangguan, intimidasi, dan tekanan bisa dihindari. Fokus pendidikan akan kembali ke anak-anak kita, yang merupakan masa depan bangsa.”ujarnya
Selain itu, Asep Sundu juga mengajak seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, guru, maupun kepala sekolah, untuk bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. Ia menggarisbawahi pentingnya memberikan keteladanan, meningkatkan performa, serta memulihkan rasa hormat terhadap institusi pendidikan, guru, dan kepala sekolah.
Ia juga berharap kepada pemerintah baru, baik di tingkat pusat maupun daerah dan Kemendikbud dapat mereformasi konsep pengelolaan pendidikan. Menurutnya, perubahan pola pikir seluruh elemen, termasuk masyarakat, pemimpin, dan tenaga pendidik, sangat penting untuk mengatasi keterpurukan yang masih terjadi.
“Momentum Hari Guru ini harus menjadi momen kebahagiaan bagi guru dan sekolah. Semua pihak harus mendukung institusi pendidikan, karena dampaknya bukan hanya dirasakan hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang,” tutupnya.
Kami berharap agar dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Purwakarta, dapat berkembang lebih baik dengan kebijakan yang mendukung dan sistem yang transparan demi menciptakan generasi penerus yang unggul. (Sep21)