PURWAKARTA – Jika dalam dunia sinematografi ada serial film berjudul KKN di Desa Penari, maka kota Purwakarta berpotensi menyandang julukan Kota Penari.
Hal ini dibuktikan dengan maraknya sanggar tari yang bertumbuhkembang bukan hanya berpusat di wilayah perkotaan namun juga menyebar luas ke berbagai pelosok di lingkungan kecamatan.
Salah satunya adalah Sanggar Seni Campaka Ligar yang beralamat di Kp. Hegar Manah RT 006/002 Desa Campaka, Kecamatan Campaka, Purwakarta.
Sanggar yang berdiri sejak tanggal 9 bulan 9 tahun 2009 ini telah membina ratusan para talenta muda dari berbagai desa yang ada di pelosok kecamatan Campaka, termasuk warga dari kabupaten tetangga, seperti dari wilayah Cipeundeuy, Subang dan dari wilayah Cikampek, Karawang.
Pada beberapa waktu lalu, Sanggar Seni Campaka Ligar menggelar Evaluasi Tari di Pendopo Alun Alun Maya Datar yang berlokasi di komplek Pemkab Purwakarta.
Rosma Delisma Kurniati, pimpinan Sanggar Seni Campaka Ligar menuturkan kegiatan evaluasi ini merupakan ajang kenaikan tingkat setelah siswa/siswi binaan ditempa pembelajaran tari selama satu semester, yaitu 9 bulan.
Dalam evaluasi ini, pihak sanggar mengganjar peningkatan skill / kemampuan siswa/siswi dengan memberikan sejumlah trophy, dan setiap anak yang menunjukkan kemahiran terbaik akan disertakan dalam berbagai lomba atau event baik nasional maupun internasional.
Kegiatan evaluasi ini turut diapresiasi oleh Pemkab Purwakarta, dengan kehadiran Kepala Disporaparbud Kab. Purwakarta, Mohammad Ramdhan dan Kabid Kebudayaan Disporaparbud, Wawan Supriatna.
Bertindak sebagai juri evaluasi, yaitu Mpap Gondo dan Irma Susanti.
Turut hadir sebagai tamu undangan, Founder Bela Purwakarta, Aa Komara.
” Kami menjadi saksi dari perjalanan aktivitas Sanggar Seni Campaka Ligar dalam pencapaian prestasinya di dunia seni tari yang beberapa kali berhasil mengharumkan nama kota Purwakarta.
Tahun lalu Kami turut mengawal dalam proses pemberangkatan delegasi tari dari sanggar ini ketika mengikuti event di Malaysia.
Semoga Sanggar Seni Campaka Ligar semakin sukses dan dunia tari semakin menunjukan eksistensinya sebagai Trend Setter bagi generasi zaman now dan mampu mengimbangi invasi budaya seperti K-Pop dan budaya luar lainnya”. Komara menegaskan.
Keberadaan sanggar tari perlu apresiasi dan atensi dari semua pihak, agar kebudayaan lokal tidak tergerus arus globalisasi yang dewasa ini semakin massif menginfiltrasi peradaban.
Warna Kebudayaan Nusantara harus tetap terlestarikan, dan Kota Purwakarta sudah membuktikan salah satu dimensi warnanya, yaitu sebagai KOTA PENARI.
Mari ber- Keliling Keliling Nonton ( KKN ) pagelaran budaya di “Kota Penari”, Purwakarta.