Indeks

KH. Anwar Nasihin : Pilihlah Pemimpin Berdasarkan Prinsip Maqasid Syariah

Foto : KH. Ahmad Anwar Nasihin, Ketua PCNU Kabupaten Purwakarta

INDOJABAR.COM || PURWAKARTA –Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Purwakarta akan dilaksanakan pada 27 November 2024. Masyarakat diharapkan dapat menentukan pilihannya dengan bijak demi masa depan daerah yang lebih baik.

Salah satu tujuan utama penciptaan manusia oleh Allah SWT adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tanggung jawab untuk mengatur, mengelola, dan memimpin kehidupan. Oleh karena itu, kepemimpinan menjadi elemen strategis dalam menjalankan misi manusia tersebut.

KH. Ahmad Anwar Nasihin, Ketua PCNU Kabupaten Purwakarta, menegaskan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan prinsip maqasid syariah. Ia menyampaikan bahwa salah satu tujuan utama penciptaan manusia oleh Allah SWT adalah menjadi khalifah di muka bumi, yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur, mengelola, dan memimpin kehidupan.

Dalam Islam, kepemimpinan bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan dan mencegah kemudharatan, sesuai dengan maqasid syariah yang meliputi perlindungan terhadap agama (hifdz ad-din), jiwa (hifdz an-nafs), akal (hifdz al-‘aql), keturunan (hifdz an-nasb), serta harta dan lingkungan (hifdz al-maal).

Pemimpin Harus Menjaga Agama dan Membawa Kemaslahatan. KH. Ahmad Anwar Nasihin menjelaskan, pemimpin yang ideal adalah mereka yang mampu menjaga agama sebagai pondasi kehidupan umat. “Setiap kebijakan yang dikeluarkan harus membawa manfaat dan menghindarkan mudharat,” ujar KH. Anwar, Sabtu (22/11).

Ia juga menekankan pentingnya instrumen atau sarana (wasilah) yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sistem pemilihan yang efektif, menurutnya, harus mampu menjamin kemaslahatan umat.

KH. Anwar menggarisbawahi bahwa sistem pemilihan pemimpin yang ideal memerlukan kedewasaan dari rakyat maupun politisi. Beberapa poin penting yang harus diperhatikan.

Setiap pihak harus siap menerima kemenangan maupun kekalahan.
Dasar pemilihan harus logis, dengan mempertimbangkan keunggulan program dan integritas kandidat.

Pemilihan pemimpin yang baik membutuhkan sikap yang matang dari semua pihak, termasuk kesadaran kolektif untuk memilih berdasarkan integritas, visi, dan kemampuan, bukan kepentingan pribadi atau golongan,” tambahnya.

Pemilu Sebagai Amanah Agama
KH. Anwar mengingatkan bahwa bagi umat Islam, memilih pemimpin bukan sekadar hak politik, tetapi juga amanah agama. Proses pemilihan, menurutnya, harus mendukung lahirnya pemimpin yang mampu menjaga lima pilar maqasid syariah demi kemaslahatan bersama.

Sebagai umat Islam, memilih pemimpin adalah tanggung jawab besar. Kita harus memastikan bahwa pemimpin yang terpilih dapat menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta masyarakat,” pungkasnya. (Sep21)

Exit mobile version