INDOJABAR.COM || PURWAKARTA – Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kabupaten Purwakarta sarankan bawa gagasan Industri kreatif kepada calon bupati yang akan bertarung dalam Pemilu 2024 untuk menjadikan pengembangan sektor ekonomi kreatif sebagai salah satu prioritas utama dalam program kerja mereka. Ekonomi kreatif, yang mencakup berbagai bidang seperti seni, budaya, UMKM, teknologi, dan pariwisata, diakui sebagai sektor yang memiliki potensi besar dalam mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Ketua Komite Ekraf Purwakarta, Hadi Albulaqi, mengungkapkan bahwa ekonomi kreatif bukan hanya sektor yang menjanjikan secara finansial, tetapi juga berperan penting dalam membangun identitas dan daya tarik daerah.
“Purwakarta memiliki banyak potensi dalam bidang ekonomi kreatif yang masih bisa dikembangkan lebih jauh, mulai dari seni budaya, jasa kreatif hingga produk UMKM yang sudah dikenal secara luas. Oleh karena itu, calon bupati perlu memiliki visi yang konsen dalam pengembangan ekraf untuk meningkatkan ekonomi daerah kedepan,” Hadi.
Hadi yang juga sebagai Pendiri Komunitas Pena & Lensa (Kopel Studio) ini menekankan beberapa poin utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan Ekraf oleh Calon Bupati Purwakarta.
Pertama, Penguatan dan pengawasan perbup dan perda tentang pengembangan ekonomi kreatif yang harus dijalankan oleh lingkar pentahelix untuk sama-sama konsen dalam menciptakan ruang pengembangan keterampilan dan menciptakan pasar produk ekonomi kreatif, jadi tidak hanya produksinya saja, kita harus ciptakan juga pasarnya untuk mereka.
Kedua, Infrastruktur kreatif untuk mendorong pembangunan fasilitas kreatif seperti ruang seni, pusat inovasi, dan pusat UMKM yang dapat mendukung kreativitas pelaku usaha lokal, serta menciptakan ruang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain Gedung Creative Center yang dimiliki oleh Pemprov Jawa Barat, Pemda Kabupaten Purwakarta kedepan harus memiliki sarana kreatif sendiri untuk masyarakatnya.
Ketiga, Pelatihan dan Pengembangan SDM, bupati kedepan harus banyak memberikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat pada 17 Subsektor ekraf, terutama generasi muda, untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan ekonomi kreatif seperti desain, seni, film, game, pengembangan aplikasi, dan lainnya.
Keempat, Kolaborasi dengan Sektor Lain, Pemkab kedepan harus berani mendorong sinergi antara sektor ekonomi kreatif dan sektor lain, seperti pariwisata, industri manufaktur, industri perhotelan dan teknologi, untuk menciptakan peluang baru yang saling mendukung. Misalnya, memanfaatkan potensi pariwisata Purwakarta untuk memperkenalkan produk UMKM, dll.
Kelima, Pemasaran dan Akses Pasar, Memfasilitasi pemasaran produk-produk kreatif Purwakarta baik secara digital maupun melalui event-event lokal seperti festival seni, festival musik dan pameran-pameran lainnya. Serta membuat kebijakan yang mewajibkan kantor pemerintah, swasta untuk belanja dan menggunakan jasa dan produk UMKM kreatif dari masyarakat Purwakarta, Hal ini akan membantu memperkenalkan produk kreatif Purwakarta ke pasar yang lebih luas.
Keenam, Pendanaan modal UMKM Kreatif, Pemkab kedepan harus semakin banyak mengembangkan usaha UMKM, memberikan dukungan kepada pelaku UMKM yang bergerak di bidang ekonomi kreatif dengan memberikan bantuan modal usaha, bantuan perlengkapan usaha, untuk meningkatkan produksi para pelaku UMKM yang sudah konsisten dan memiliki pasar.
Selain itu, jika dengan adanya calon bupati yang memiliki konsen dalam industri kreatif, diharapkan ekonomi kreatif bisa berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah serta menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Purwakarta.
Ya, Meskipun sektor ekonomi kreatif menjanjikan, Komite Ekraf juga menyadari beberapa tantangan yang ada, seperti keterbatasan akses pembiayaan, kurangnya promosi produk kreatif, serta kebutuhan untuk memfasilitasi infrastruktur pendukung. Oleh karena itu, Komite Ekraf berharap bupati mendatang dapat menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif serta bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membangun ekosistem kreatif yang kuat. Tutupnya ***