INDOJABAR.COM – Narkoba menjadi momok mengerikan, barang haram ini menyasar setiap kalangan, tidak memandang tua-muda, miskin maupun kaya. Siapapun yang mengkonsumsinya akan merasakan penurunan kesadaran. Bahkan, Saraf akan terganggu dengan menurunnya kesadaran, mengakibatkan kejang-kejang, halusinasi, hilang ingatan hingga berujung kematian.
Narkoba tidak henti-hentinya menggerogoti hati dan pikiran para pemuda. Kenikmatan dan keuntungan sesaat menjadi iming-iming yang menggiurkan. Tingkat ekonomi rendah yang merajalela menjadikan para pemuda bertindak hanya berdasarkan nafsu belaka. Keuntungan yang instan menjadi prioritas utama tanpa melihat halal maupun haram.
Pemakai maupun pengedar sama-sama menjadi masalah yang serius yang harus ditangani bersama. Peredaran narkoba di wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat kian marak dan menyasar semua kalangan termasuk pelajar serta remaja. Baru-baru ini, Polres Purwakarta mengamankan seorang anak di bawah umur yang masih berstatus pelajar menjadi kurir narkoba jenis sabu. (Sinarjabar, 22/06/2024)
Meski sudah tertangkap banyak pemuda yang tidak jera sehingga melakukan hal yang serupa, seperti hanya seorang remaja di Purwakarta, remaja tersebut berinisial RDI (17) warga Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta. RDI sempat terjerat kasus yang sama di tahun sebelumnya, dan bebas pada Januari 2024. Kemudian tersandung kasus yang sama pada April 2024. (Okezone, 21/06/2024)
Miris, pemuda sebagai aset negara yang paling berharga, generasi penerus untuk kepemimpinan selanjutnya, kini perlahan-lahan pemuda dikikis dengan barang haram, yang akan mematikan akal pikiran dan hati nurani.
Narkotika adalah zat atau obat dari tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Selain itu, remaja dan anak muda yang menggunakan narkoba berisiko lebih besar mengalami masalah perilaku, perilaku kekerasan, pikiran untuk bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan perilaku menyakiti diri sendiri.
Banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan pemuda yang terjerumus kepada narkoba. Pertama faktor dari diri sendiri, dimana seseorang telah terpengaruhi kepada sistem sekuler liberal. Sistem dimana seseorang menjauhkan diri dari agamanya, sehingga kebebasan adalah menjadi hak pribadi, asalkan itu memuaskan nafsunya, dan menguntungkan secara materi, tanpa melihat halal maupun haram.
Faktor kedua adalah lingkungan keluarga, terutama peran orangtua. Banyak orangtua yang membebaskan anak-anak ketika sudah menginjak remaja. Kurangnya pengontrolan orang tua, mengakibatkan banyak anak yang ke blablasan dalam pergaulan.
Ruang pergaulan yang beraura negatif, berteman tanpa ilmu membuat para pemuda tidak bisa menilai teman secara baik, karena pergaulan yang salah dalam memilih teman, akan merberikan peran yang besar dalam memjerumuskan ke dalam jeratan setan.
Faktor ketiga adalah lingkungan masyarakat, respon yang buruk dan acuh tak acuh sering terjadi di kalangan masyarakat. Sitem kapitalisme yang ambil saat ini, membuat masyarakat tidak mau untuk ikut campur ketika melihat kemaksiatan di lingkungannya. Masyarakat menganggap tidak ada hal yang lebih penting daripada hal yang menguntungkan secara materi.
Faktor ke empat adalah faktor negara. Ini adalah kunci dari masalah yang ditimbulkan saat ini, negara yang tidak kompeten dalam melakukan pengontrolan kepada umat. Menjadikan umat kehilangan arah dalam kehidupannya.
Negara memfasilitasi dalam mengakses media sosial, dimana cara dan contoh kemaksiatan dengan berbagai jenis bisa di akses dengan mudah, sehingga mempermudah pada pelaku untuk beraksi.
Sangat jauh berbeda ketika masa Islam berjaya, pemuda adalah salah satu yang mendukung majunya sistem Islam. Pemuda yang tidak asing lagi akan keberaniannya, kepintarannya, kegigihannya untuk Islam yaitu Muhammad Al Fatih, sosok pemuda sang penakluk Konstantinopel. Pemikirannya yang begitu cemerlang dan mendalam akan Islam, beliau mempertaruhkan hidupnya hanya untuk Islam.
Seharusnya pemuda akhir jaman ini, mencontoh apa yang telah dilakukan oleh para pemuda dijaman dahulu. Dijaman sistem Islam masih menguasai dunia ini, para pemuda akan disibukkan belajar dan mendalami ilmu agama Islam.
Dalam sistem Islam, negara akan memfasilitasi pendidikan yang mudah dan layak untuk umat, kwalitas guru yang sangat baik untuk memberikan ilmu kepada calon pemimpin Islam.
Para orang tuapun akan diberikan pendidikan agama yang baik, untuk bekal menjadi orang tua yang memberikan pengasuh dan pendidikan yang baik, sehingga anak-anak akan terkontrol dari pergaulan yang salah dan beramar ma’ruf ketika melihat kemaksiatan.
Begitu juga dengan lingkungan masyarakat, dalam sistem Islam masyarakat akan sangat peduli terhadap sesama, beramar ma’ruf ketika melihat kemaksiatan dan melaporkan kepihak yang lebih berkuasa untuk menyelesaikan kemaksiatan.
Negara akan selalu mendukung dan menuntaskan kemaksiatan sampai ke akar-akarnya. Negara akan memusnahkan bahan baku narkoba, serta akan menghukum tindak pengedar narkoba dengan efek jera, sehingga pelaku tidak akan melakukanya kembali. Merehab bagi pengguna dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga pengguna narkoba akan sadar dengan kesalahannya.
Memblokir media sosial yang dapat menimbulkan efek buruk dan hal-hal yang dapat memperlancar aksi kemaksiatan. Memilih tontonan yang berkwalitas, yang hanya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hanya dengan negara Islamlah, umat akan mendapatkan kesejahteraan dunia maupun di akhirat. Sehingga narkoba akan punah di buka bumi ini, dan para pemuda akan selamat dari kejamnya narkoba.
Penulis: Nurmalasari ( Aktivis Dakwah Purwakarta)
Editor : Sep