Oleh: Nurmalasari Aktivis Muslimah Purwakarta
INDOJABAR.COM – Ramadhan masih kita genggam, masih banyak kebaikan dan amal shaleh yang harus kita lakukan. Namun, masih banyak yang mengabaikan keberkahan ramadhan ini. Tak bisa di pungkiri kenakalan remaja saat ini adalah salah satu faktor penyumbang terbesar dalam ketidaknyamanan beribadah di bulan ramadhan ini.
Perang sarung yang sedang booming dikalangan remaja ini, menjadi salah satu hal yang tidak bisa dielakan. Perang sarung yang melibatkan antar kelompok remaja, dipicu oleh saling ejek di dunia maya, dan kemudian berlanjut ke dunia nyata. Mereka saling serang dengan menggunakan senjata tajam. Melampiaskan hawa nafsu tanpa melihat dampak yang akan ditimbulkan.
Seperti halnya aksi perang sarung di daerah Kalijati Subang kian beringas saja. Mereka menenteng senjata tajam yang berpotensi melukai bahkan membunuh orang lain. Ada 8 remaja yang berhasil diamankan dan barang bukti sajam mereka adalah warga Desa Kalijati, Desa Marengmang, Desa Ciracas, Desa Kosar dan Desa Sawangan. (Tintahijau.com, 20/03/2024)
Bukan hanya mengamankan delapan remaja, Polisi juga mendapati sejumlah senjata tajam yang dibawa mereka. Sejumlah senjata tajam itu diantaranya busur, palu, gobang, potongan besi, samurai, kunci inggris, pisau dan sabit. (Tintahijau.com, 20/03/2024)
Kenakalan remaja ini, saat meresahkan karena mereka tidak hanya melakukan satu titik, melainkan mereka menyebar ke titik-titik lain. Untuk beberapa kasus bahkan sudah bisa di deteksi oleh polisi, berkat Kesigapan dan Repon Cepat, Polsek Ciasem Polres Subang berhasil menggagalkan Remaja yang hendak tawuran di Dusun Jurutilu Desa Sukamandijaya. (Mediahumaspolri, 23/03/2024)
Dari ke 4 Remaja yang diamankan, 3 orang berstatus Pelajar dan satu Orang Sudah tamat Sekolah, dijelaskan Kapolsek , para pelajar yang diamankan itu hendak tawuran dengan kelompok lain berdasarkan chatingan di media sosial pelajar tersebut.(Mediahumaspolri, 23/03/2024)
Selain aksi kekerasan yang di lakukan para remaja saat ini, aksi pencurian pun kerap di lakukan remaja saat ini. Menjadi pencuri yang profesional merupakan aktifitas sebagian remaja saat ini. Seperti yang terjadi di Rumah kontrakan yang ada di Gang Sawo, Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Para pelaku menyasar sepeda motor yang berada dalam lingkungan sepi dan tanpa mengenal waktu baik itu pagi, malam, bahkan siang hari.l di (Jabarnews, 20/03/2024)
Miris, remaja yang seharusnya menjadi aset negara, kini remaja menjadi sampah negara. Banyak faktor kenapa para remaja saat ini tidak bisa berfikir cemerlang dan mendalam.
Pertama faktor keluarga, banyak para remaja yang tidak terkontrol oleh orang tuanya dikarenakan orangtua yang mendidik dengan pola asuh liberal, yang membebaskan anak-anakmya untuk bergaul dengan siapapun. Kapitalis sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan, sehingga para remaja jauh dari ajaran agama Islam. Pola sikap dan pola pikirnya tidak islami.
Banyak orang tua yang memberikan pola asuh yang salah satu satunya memberikan gajet tanpa adanya pengawasan. Hampir semua remaja memiliki gajet yang bisa mereka lakukan untuk bermain di media sosial. Media sosial yang sangat mudah untuk mengakses informasi ataupun tutorial apapun.
Kedua faktor masyarakat, masyarakat yang tidak mau beramar ma’ruf karena mereka mengkiblat kepada kapitalisme. Jika keuntungan materi yang akan mereka dapat, maka masyarakat tidak segan untuk ikut campur. Akan tetapi apabila tidak ada hubungannya dengan materi, maka masyarakat hanya akan menjadi penonton saja.
Ketiga faktor negara, peran paling besar dari segalanya, karena negarlah yang akan menjamin kesejahteraan umat, memberikan rasa kenyamanan dalam beribadah. negara akan mempersiapkan dan membekali para orangtua dengan pendidikan pengasuhan yang benar untuk anak-anaknya.
Negara akan memfasilitasi pendidikan untuk para remaja agar aset negara ini bisa menjadi pemuda yang berpikir cemerlang dan mendalam. Pemuda yang tangguh, pejuang di jalan Allah SWT.
Dengan pendidikan Islam dan aturan Islam yang rahmatan lil alamin, maka masyarakat pun tidak akan pernah acuh terhadap kemaksiatan. Masyarakat akan beramar ma’ruf terhadap masyarakat yang lain, adapun masyarakat tidak sanggup beramar ma’ruf, maka masyarakat bisa langsung melaporkan kepada pihak yang lebih berwenang.
Negara sebagai pengatur umat, akan saat fokus terhadap media sosial saat ini. Sayangnya, negara belum melakukan hal yang besar untuk media sosial saat ini. Melihat kenakalan remaja saat ini yang terus meningkatkan, maka negara bisa dikatagorikan telah gagal dalam mendidik remaja saat ini.
Seharusnya negara memiliki wewenang untuk memilih tontonan yang baik untuk umat dan memblokir situs-situs yang tidak baik. Dengan begitu kenakalan remaja akan cepat tertuntaskan, dan umat akan menjadi selamat dan sejahtera. Semua itu hanya akan terjadi bila negara kita menerapkan sistem Islam di dunia ini. Sistem yang satu-satunya Allah SWT ridhoi.
Allah SWT berfirman: ” Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Al-Baqarah, 208)
Semoga ramadan selanjutnya, negara Islam sudah di tegakkan, sehingga tidak ada lagi kenakan remaja yang meresahkan. Bulan ramadhan yang penuh keberkahan sehingga kita semua bisa merasakan kenikmatan beribadah dengan khusu dan penuh ampunan.
Wallahualam