Oleh: Nurmalasari (Aktivitas Muslimah Purwakarta)
INDOJABAR.COM – Anak adalah titipan serta amanah yang diberikan Allah SWT dan haruslah kita jaga. Karena tidak semua wanita di takdirkan sebagai seorang ibu, banyak sekali wanita diluaran sana yang menginginkan keturunan tetapi Allah SWT belum memberikan.
Lemahnya iman membuat buah hati hanya dijadikan beban untuk kehidupannya. Kenakalan anak dan ketidak patuhan anak terhadap orang tua, seringkali di jadikan alasan untuk melakukan tindak kekerasan.
Keadaan ekonomi yang tidak stabil, ketidak sanggupan dalam pengasuhan dan minimnya ilmu yang diperoleh. Membuat emosi mudah terpancing sehingga melakukan hal yang di luar kendali.
Seperti halnya kasus yang sedang viral saat ini adalah Perempuan berinisial N (40) ditetapkan sebagai tersangka karena membunuh anak kandungnya, MF (13).(Kompas,8/10/2023)
Selasa (3/10/2023) N terlebih dulu menganiaya MF di rumah kakek korban di Dusun Parigi 2, Desa Parigimulya Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang. Kemudian kesokan harinya jasad MF ditemukan di sungai Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar). (Kompas, 8/10/2023)
Miris, Seorang ibu yang seharusnya menjadi madrasatul ula yang berarti sebagai sekolah utama dan pertama bagi seorang anak. Orang pertama menemani hidup seorang anak, seorang ibu memberikan pengajaran dan pembangun pondasi diri anak.
Ibu menjadi guru pertama bagi anak, oleh karena jasa seorang ibu sangatlah besar. Kini jasa tersebut menjadi hilang setelah ibu menjadi orang pertama yang memberikan jalan menuju kegelapan.
Selain peran ibu, peran ayahpun harus di ikut sertakan dalam pengasuhan anak, untuk menjadikan anak yang shaleh. Sayangnya akhir-akhir ini angka perceraian semakin meningkat, sehingga anaklah yang menjadi korban.
Egoisme orang tua yang ingin berpisah, dan untuk menjalin hubungan baru dengan menghadirkan ibu atau bapak sambung yang baru di dalam keluarga. Situasi seperti ini tidak menjamin kebahagiaan untuk anak-anak. Sebaliknya banyak ibu ataupun bapak sambung yang tak sungkan melecehkan, menganiaya, bahkan membunuh.
Seperti halnya yang terjadi di daerah Subang, seorang bapak A 50 tahun, memperkosa anak tirinya yang masih duduk di bangku SMK. Mirisnya korban di perkosa sudah yang ke dua kalinya, disaat ibu korban sedang tidak ada di rumah (Detikjabar, 14/10/2023)
Sistem sekuler liberal yang menyebabkan masyarakat memisahkan agama dari kehidupannya. Bertingkah laku semaunya hanya untuk memenuhi hawa nafsunya.
Tumpulnya hukum yang di berikan, memberikan tidak adanya efek jera kepada para pelaku. Tidak adanya jaminan perlindungan untuk anak-anak, menjadikan korban mengalami penderitaan spikis dan traumatis.
Hanya di sistem islamlah semua solusi bisa teratasi sesuai dengan pedoman yaitu Al-Qur’an dan Al-hadist. Di sistem islamlah seorang ibu akan di berikan pendidikan agama, agar fungsi ibu berjalan sesuai dengan yang Allah SWT ridhoi.
Pelaku yang melecehkan, yang memberikan kekerasan hingga berujung kematian, akan di adili seadil-adilnya agar memberikan efek jera terhadap pelaku dan menjadi contoh kepada umat agar umat tidak akan melakukan hal yang sama.
Semoga kita semua yang di takdirkan menjadi ibu, bisa mempertanggung jawabkan fungsi kita sebagai ibu. Dan lebih bersyukur karena kita bisa menjadi seorang ibu, menjaga amanah dan mendidik dengn baik, sehingga melahirkan generasi yang cemerlang.