Berita  

Suara Hati Untuk Presiden Prabowo dari Tanah Pasundan, Kisah Lain Perlawanan Terhadap Taman Safari

banner 120x600

Indonabar.com – Kabupaten Purwakarta dan Bogor memiliki ikatan historis yang kuat. Purwakarta didirikan oleh R.A.A. Suriawinata atau yang bergelar Dalem Sholawat yang berasal dari Bogor. Beliau merupakan keturunan dari Trah Kerajaan Pajajaran dan bernasab pula ke Kesultanan Banten hingga ke Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo.

Adanya hubungan historis tersebut semakin merekatkan Rasa Persaudaraan, Rasa Senasib Sepenanggungan di antara warga kedua kota di Jawa Barat ini.

Dalam sebuah silaturahmi di Purwakarta, Haji Jejen Teteng dari Cisarua, Bogor mengutarakan keluh kesahnya kepada Aa Komara, Tokoh Muda Purwakarta, terkait permasalahan yang dihadapinya dengan pihak Taman Safari Indonesia ( TSI ) yang di mulai sejak tahun 1994, dimana pihaknya menuntut keadilan atas dugaan penyerobotan 200 hektar lahannya oleh pihak Taman Safari.

Berbagai upaya untuk menuntut haknya sudah dilalui dan melintasi tahun ke tahun, dari Presiden ke Presiden, hingga pada Masa Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sekarang.

Haji Jejen Teteng yang puluhan tahun berjuang dengan berbagai upaya kini sudah tidak lagi muda, menjelang usia 80 tahun. Dirinya berharap sebelum yang Maha Kuasa memanggilnya, ia ingin merasakan “Keadilan” menghampirinya di negeri yang berasaskan Pancasila ini.

Ia ingin ketika kelak berpulang menghadap yang Maha Kuasa seraya dapat bertestimoni : ” Ya Tuhan, Terima Kasih telah memberi Kesempatan Hidup di Negeri yang Indah Subur Makmur Beradab, Negeri yang dianugerahi para Pemimpin yang Adil”.

Menanggapi aspirasi saudara se-Tatar Pasundan tersebut, Aa Komara meminta atensi Presiden Prabowo, sebagai pimpinan tertinggi di Republik ini agar sudi kiranya sejenak “menengok ke dalam” dari urusan urusan yang maha penting lainnya.

Semoga Presiden Prabowo dapat berperan sebagai “Ratu Adil” atas persoalan yang dihadapi Anak Bangsa yang notabene masih terbilang “Tetangga”, karena Pak Prabowo sendiri merupakan warga Hambalang, Bogor.

Baca juga :  Komitmen Memberangus Praktik KKN , KMP Laporkan SK Plt Dirut RSBA atas Dr Tri M Hani ke PTUN.

Layaknya peribahasa : ” Gajah Di Pelupuk Mata Tak Tampak, Semut di Seberang Lautan Tampak ” yang bermakna : “Sebelum Peduli ke yang Jauh, ke Yang Terdekat Dahulu”.

Harapan dari Haji Jejen Teteng, Sang Tetangga di Bogor, agar Pak Presiden berkenan memediasi hingga tercipta “Win Win Solution” antara pihaknya dengan Taman Safari Indonesia, secara kekeluargaan. Hal ini ia tempuh karena setelah puluhan tahun ia merasakan upayanya selalu terhalang “Batu Karang” yang begitu kuat.

“Pak Presiden sebagai panutan Kami, diharapkan segera memanggil dan mempertemukan kedua belah pihak ( Taman Safari Indonesia dan Haji Jejen Teteng ).

Ini akan menjadi preseden yang baik atas “hadirnya” kewibawaan Presiden sebagai “Bapak Bangsa” yang mengayomi tanpa “Pandang Bulu” dan setiap Anak Bangsa akan semakin percaya bahwa Tagar “Indonesia Gelap” adalah “sesuatu yang belum teruji kegelapannya” terutama bagi para Pencari Keadilan yang akhir akhir ini lebih percaya kepada trend gerakan “One Piece”

Sebaliknya, “semangat optimisme” harus terus bersemayam di Hati para “Pencinta NKRI”, dibuktikan melalui “Hadir” nya para pemimpin di setiap keluh kesah dan derita rakyatnya ” pungkas Aa Komara.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *