Indojabar.com, Purwakarta – Puluhan warga Perumahan Fortuna Campakasari, Desa Campakasari, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, menggelar aksi demonstrasi spontan di depan kantor developer pada Kamis (19/6).
Aksi ini digelar sebagai bentuk kekecewaan warga setelah kawasan perumahan mereka dilanda banjir pasca hujan deras kemarin sore.
Meski berjalan tertib, warga menyuarakan tuntutan agar pihak pengembang segera memperbaiki sistem drainase yang dinilai tidak mampu menampung luapan air, terutama setelah adanya proyek pembangunan unit baru di kawasan tersebut.
“Sebelumnya tidak seperti ini, walaupun hujan deras. Kemungkinan besar ini akibat pembangunan unit baru yang mengganggu resapan air,” ujar salah satu warga yang ikut dalam aksi.
Warga menyoroti buruknya infrastruktur saluran air di dalam kawasan perumahan. Mereka menuntut agar lebar drainase yang saat ini hanya sekitar satu meter segera diperlebar guna mengantisipasi banjir di kemudian hari.
Saat dikonfirmasi, pihak pengembang dari Fortuna Campakasari, yang diwakili oleh Zay, mengakui bahwa banjir kali ini merupakan kejadian pertama sejak perumahan tersebut berdiri pada 2017.
“Memang baru kali ini terjadi banjir seperti ini. Tapi perlu diketahui, ini bukan hanya di Perum Fortuna saja. Wilayah sekitar juga terdampak,” jelas Zay.
Secara teknis pihaknya telah mengikuti semua regulasi yang ditetapkan oleh instansi terkait.
Menurut Zay, salah satu kendala utama justru terletak pada saluran air umum di luar kawasan perumahan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali developer. Saluran tersebut digunakan bersama oleh beberapa perumahan lain seperti Ebony, Ratu Campaka serta oleh penduduk setempat.
“Secara internal, kami sudah memenuhi semua kajian teknis. Namun saluran luar ini kan saluran umum. Tapi demi kemaslahatan bersama, kami siap terlibat dalam perbaikan,” ujar Zay.
Pemerintah Desa Campakasari, lanjut Zay, juga telah menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi pertemuan antar-developer guna membahas pembangunan saluran drainase dari hulu ke hilir yang lebih layak dan menyeluruh.
Zay juga menyinggung perbedaan pendapat mengenai standar lebar saluran air. Namun pihak developer mengaku siap untuk mengevaluasi ulang.
“Banjir ini bisa jadi disebabkan juga oleh proyek baru di belakang perumahan yang belum rampung. Kontur dan elevasi tanah ikut berubah, sehingga aliran air tidak optimal,” tambahnya.
Aksi damai warga Perum Fortuna Campakasari ini diharapkan menjadi momentum evaluasi bersama untuk memperbaiki tata kelola drainase dan sistem resapan, baik oleh developer maupun pemerintah daerah, agar peristiwa serupa tidak terulang.(sep)