Berita  

HADIRI HAUL MAESTRO SILAT, BELA PURWAKARTA DUKUNG KISAH EYANG SYAHBANDAR DI FILM KAN

banner 120x600

INDOJABAR.COM – PURWAKARTA memiliki kekayaan sejarah budaya yang variatif, di antaranya terdapat Sentrum Ilmu Bela Diri Silat.

Salah satu potensi dalam hal ilmu bela diri silat yang sudah melegenda di Nusantara, tersebutlah ada aliran atau jurus “Syahbandar”, dan Sang Pencipta Ilmu Kanuragan ini berada di Kecamatan Wanayasa yang merupakan kecamatan tertua di Kabupaten PurwakartaPurwakarta

Dimana cikal bakal eksistensi Purwakarta berawal dari kecamatan ini, yakni ketika pusat pemerintahan / ibukota Karawang yang semula berpusat di Wanayasa kemudian dipindahkan oleh Bupati R.A.A. Suriawinata / Dalem Sholawat ke wilayah Sindang Kasih, yang kemudian oleh beliau beserta para kasepuhan saat itu, wilayah tersebut diberi nama baru yaitu PURWAKARTA.

Karena peranannya yang begitu vital di masa lalu, di Kecamatan Wanayasa ini terdapat sejumlah makam tokoh tokoh penting, seperti Dalem Aria, Dalem Santri ( Kakak Dalem Sholawat ), Dalem Pusaka dan banyak lagi termasuk keberadaan makam Eyang / Ama Syahbandar.

Diriwayatkan, Eyang Syahbandar yang bernama asli Mohammad Kosim berasal dari Pagaruyung, Sumatera Barat.

Dibekali kemampuan ilmu bela diri yang mumpuni, ia menempuh perjalanan hingga tiba di tanah Jawa.

Di Masa itu bumi Nusantara sedang dikuasai penjajah VOC Belanda.

Mohammad Kosim menyandang gelar “Syahbandar” karena diriwayatkan, beliau sempat menguasai pelabuhan di wilayah Batavia ( Jakarta ) yang kemungkinan adalah pelabuhan Tanjung Priok sekarang.

Kemudian Eyang Syahbandar terlibat konflik dengan penguasa VOC. Sebagai Putra Pribumi Nusantara, beliau sudah tertanam mental untuk tidak tunduk pada penjajah.

Akhirnya Eyang Syahbandar meninggalkan posisi strategisnya sebagai penguasa pelabuhan yang tentunya bergelimang fasilitas kemewahan.

Beliau memilih melanjutkan pengembaraannya di Tanah Pasundan, dari wilayah satu ke wilayah lainnya di Jawa Barat sembari mengajarkan ilmu bela diri nya ke penduduk di setiap tanah yang disinggahi.

Baca juga :  Posyandu Dahlia Desa Cipinang Dukung Muhammad Fardhan di Ajang Finalis Duta Genre Purwakarta 2024

Sampai akhirnya beliau menemukan pasangan hidup hingga akhir hayatnya di wilayah Wanayasa, yaitu Nyi Raden Kendan atau Eyang Bubu, pribumi setempat yang hingga kini keduanya dimakamkan berdampingan.

Diriwayatkan, Eyang Syahbandar lahir pada tahun 1766 dan wafat pada usianya yang ke 114 tahun, yakni pada tahun 1880.

Salah satu Ulama Besar di Purwakarta, yaitu Mama Adang pemimpin Ponpes Cipulus, termasuk yang diwarisi ilmu bela diri Syahbandar. Beliau tidak berguru langsung karena berbeda Zaman, namun mendapat pengajaran dari murid Eyang Syahbandar yang masih hidup pada saat Mama Adang masih remaja.

Pada peringatan Haul Eyang Syahbandar di tahun ini, pengurus BELA PURWAKARTA, Wadah Silaturahmi Lintas Komunitas dan Organisasi, turut hadir serta menyampaikan apresiasi dan harapan agar riwayat Eyang Syahbandar dan warisan peninggalan ilmu bela diri nya ini tetap lestari dari generasi ke generasi.

Aa Komara, Founder Bela Purwakarta, didampingi Asep Sopyan, Ketua DPD Komunitas Asep Asep / K.A.A. Kab. Purwakarta, mengutarakan :

” Ketokohan Eyang Syahbandar sudah waktunya untuk di FILM kan, sebagai upaya untuk memperkenalkan ke setiap generasi dengan bentuk media audio visual yang mudah difahami.

Selanjutnya, dengan adanya tokoh besar Syahbandar yang keilmuannya diakui dan telah menyebar di Nusantara, harapan Kami ke depannya, Purwakarta memiliki Prasasti sebagai penanda ikonik Kota Pencak Silat, apakah nanti berbentuk Monumen Silat yang ditempatkan di pusat kota Purwakarta maupun di pusat kecamatan Wanayasa. Hal ini tentunya dapat berpotensi meningkatkan kepariwisataan.

Terakhir, Kami berharap agar ketokohan Eyang Syahbandar tetap terlestarikan, sudah saatnya pula untuk dimasukkan dalam dunia pendidikan melalui kurikulum berbasis muatan lokal, agar para siswa/i bisa mempelajari riwayatnya sekaligus mendapat pengajaran ilmu bela diri jurus Syahbandar, sebagai mata kegiatan ekstra kulikuler di sekolahnya.”

Baca juga :  Komunitas Dan Asosiasi Media Bergerak Bantu Korban Longsor Gunung Anaga

Nampak hadir dalam kegiatan Haul ini, Camat Wanayasa, Heru Agus Riyanto, sejumlah tokoh masyarakat di antaranya, Budi Rahayu Tamsah / Kang Adud, Ayi Kurnia Iskandar, Kang Baun Si Jagur, Agus Supriatna, Didin Syafrudin, Muhsin Junaedi ( Anggota DPRD periode 2024 – 2029 ), serta tokoh lainnya.

Ketua Panitia, Ganjar Gandara, yang merupakan pihak keluarga Eyang Syahbandar, menyampaikan apresiasi kepada hadirin dan semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan Haul.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *